Kamis, 10 Desember 2015

    Kain Adat Suku Batak Simalungun disebut HIOU. Sama seperti suku-suku lain di sekitarnya, pakaian adat suku Simalungun tidak terlepas dari penggunaan kain Ulos (disebut Uis di suku Karo). Kekhasan pada suku Simalungun adalah pada kain khas serupa Ulos yang disebut Hiou dengan berbagai ornamennya.

    Ulos pada mulanya identik dengan ajimat, dipercaya mengandung "kekuatan" yang bersifat religius magis dan dianggap keramat serta memiliki daya istimewa untuk memberikan perlindungan. Menurut beberapa penelitian penggunaan ulos oleh suku bangsa Batak, memperlihatkan kemiripan dengan bangsa Karen di perbatasan Myanmar, Muangthai dan Laos, khususnya pada ikat kepala, kain dan ulosnya.[13]

    Secara legenda ulos dianggap sebagai salah satu dari 3 sumber kehangatan bagi manusia (selain Api dan Matahari), namun dipandang sebagai sumber kehangatan yang paling nyaman karena bisa digunakan kapan saja (tidak seperti matahari, dan tidak dapat membakar (seperti api). Seperti suku lain di rumpun Batak, Simalungun memiliki kebiasaan "mambere hiou" (memberikan ulos) yang salah satunya melambangkan pemberian kehangatan dan kasih sayang kepada penerima Hiou. Hiou dapat dikenakan dalam berbagai bentuk, sebagai kain penutup kepala, penutup badan bagian bawah, penutup badan bagian atas, penutup punggung dan lain-lain.

    Hiou dalam berbagai bentuk dan corak/motif memiliki nama dan jenis yang berbeda-beda, misalnya Hiou penutup kepala wanita disebut suri-suri, Hiou penutup badan bagian bawah bagi wanita misalnya ragipanei, atau yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari yang disebut jabit. Hiou dalam pakaian penganti Simalungun juga melambangkan kekerabatan Simalungun yang disebut tolu sahundulan, yang terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian) dan tutup bagian bawah (abit).

    Menurut Muhar Omtatok, Budayawan Simalungun, awalnya Gotong (Penutup Kepala Pria Simalungun) berbentuk destar dari bahan kain gelap ( Berwarna putih untuk upacara kemalangan, disebut Gotong Porsa), namun kemudian Tuan Bandaralam Purba Tambak dari Dolog Silou juga menggemari trend penutup kepala ala melayu berbentuk tengkuluk dari bahan batik, dari kegemaran pemegang Pustaha Bandar Hanopan inilah, kemudian Orang Simalungun dewasa ini suka memakai Gotong berbentuk Tengkuluk Batik.


Berikut adalah macam-macam Hiou yang menjadi ciri khas Adat Suku Batak Simalungun,

Hiou Nanggar Soeasah.

Hiou Nanggar Soeasah
Tenun ini berwarna biru gelap dan memiliki jumbai hitam panjang dengan ujung pendek. Kain ini memiliki garis memanjang ringan dan garis titik-titik. Pada lebarnya diberikan hiasan, yang paling rinci adalah pada bagian penutupnya. Tenun ini oleh setiap orang dikenakan sebagai kain penutup pundak.
Hiou Ragi Tinaboer.
Hiou Ragi Tinaboer.
Tenun ini berwarna biru gelap dan pinggiran pelipit kecil yang cerah dan jumbai ringan. Kain ini dikenakan oleh pemuda dan pemudi yang belum menikah.
Hiou Ragi Panei.
Hiou Ragi Panai.
Potongan bagian tengah ini berwarna hampir sama seperti pinggiran tetapi memiliki banyak garis memanjang berwarna biru muda. Pada kedua sisi bagian tengah ini terdapat sebuah garis pemisah berwarna putih kelabu atau biru muda. Kain sederhana ini dikenakan oleh pria dan wanita tua, tetapi tidak terlarang bagi orang muda.
Hiou Ragi Sapot.

Hiou Ragi Sapot.
Tenun yang sama seperti Ragi Siattar, tetapi tanpa hiasan beludru. Kain ini bisa dikenakan oleh siapa saja. 
Hiou Ragi Siattar.

Hiou Ragi Siattar.
Garis samping gelap dengan garis tengah yang benang lungsingnya berwarna putih dan benang melintangnya berwarna gelap, dihiasi dengan jumbai putih, merah dan hitam. Raja danpuang bolon (permaisuri raja) mengenakan kain ini seperti halnya rohaniawan-dukun-tabib ketika mereka bertindak sebagai perantara.
Hiou Ragi Sattik.

Hiou Ragi Sattik.
Kain yang sama seperti Ragi Sapot tetapi pada ujung luarnya dilengkapi dengan jumbai. Kain ini bisa dikenakan oleh siapapun.
Hiou Hati Rongga.
Hiou Hati Rongga.
Garis samping berwarna biru gelap dan bagian tengah sedikit lebih gelap memiliki garis titik-titik berwarna terang pada bagian memanjang. Kain ini bisa dikenakan oleh siapapun sebagai ikat pinggang.
Hiou Gobar.
Hiou Gobar.
Kain ini dikenakan oleh para kepala rendahan dan anak-anak bangsawan mengenakannya sebagai kain. Garis sampingnya berwarna merah tua, garis memanjang pada bagian tengah berwarna merah.
Hiou Boelang-boelang.
Hiou Boelang-boelang.
Kain penutup kepala ini berwarna merah tua. Garis tengahnya memiliki tiga garis memanjang berwarna putih kelabu dengan bagian penutup berwarna putih kelabu, penuh bentuk simetris sebagai ragam hias. Pada ujung luarnya, kain ini memiliki jumbai panjang yang memberikan kesan dominan. Kain ini dikenakan oleh wanita yang sudah menikah dan hanya dibuat di Simalungun 


Segala masukan dan koreksi sangat saya hargai untuk menambah dan memperbaiki setiap artikel dalam blog ini, dengan mengirimkan pendapat anda semua ke page/halaman "KIRIM ARTIKEL" yang terdapat pada header page blog ini.  Tanpa mengurangi hormat, saya harapkan tulisan pendapat anda tentunya dengan data dan fakta serta sumber berita yang akurat sehingga apa yang menjadi koreksi bisa bermanfaat untuk menambah "celah-celah" yang hilang dari sejarah SIMALUNGUN

Senin, 07 Desember 2015

MAKANAN KHAS SIMALUNGUN


Gambar” DAYOK NABINATUR “
Setiap suku tentunya memiliki makanan khasnya masing masing. Demikian pula dengan Simalungun, ada beberapa jenis makanan yang merupakan khas dari Simalungun. Salah satu diantaranya adalah Dayok Nabinatur, jika diartikan secara langsung ke dalam bahasa Simalungun, Dayok Nabinatur bisa diartikan , Ayam (Dayok) yang disusun secara Teratur (Nabinatur). Pengertian dari “disusun” yaitu cara memotong bagian tubuh  dari ayam yang teratur dan disusun dalam sebuah tempat penghidang dengan susunan yang teratur layaknya seperti susunan Ayam tersebut ketika masih hidup.

Dayok Nabinatur biasanya dihidangkan pada saat acara-acara adat ataupun acara keluarga. Dayok Nabinatur memiliki filosofi/ tujuan agar kehidupan kita menjadi teratur seperti keteraturan dari masakan ayam yang sudah diatur sedemikian rupa. Dayok nabinatur biasanya di Surdukkan (diberikan) kepada seseorang (sekelompok orang) sebagai bentuk/wujud terima kasih dan raya syukur serta doa agar yang menerima diberikan kesehatan oleh Tuhan,  memiliki “keteraturan” di dalam kehidupan,  dan memiliki semangat dalam menjalaninya. Dalam proses memberikan Dayok Nabinatur ini sering di sebutkan kata kata seperti, “Sai andohar ma songon paratur ni Dayok Nabianur On….” yang artinya semoga seperti keteraturan dari ayam yang diatur ini….”

Sesuai namanya Dayok Nabinatur, tentunya Makanan ini merupakan Olahan makanan yang terdiri dari Daging Ayam yang diolah dengan berbagai jenis rempah/bumbu, Biasanya Ayam yang digunakan adalah Ayam Jantan Kampung , Ayam jantan sebagai simbol dari kegagahan, kekuatan, semangat , kerja keras, pantang menyerah dan kewibawaan.

Umumnya Dayok Nabinatur diolah dalam dua proses memasak, yaitu Dipanggang dan juga Digulai (Ilompah). Berikut ini Tips/ Resep Cara Membuat Masakan Dayok Nabinatur Khas Simalungun.

Bahan-bahan / Bumbu  :
1. Ayam Kampung 1 kor
2. Sikkam/Holat  (Kulit batang daun salam)
3. Kelapa parut 1 buah
4. Lengkuas 2 cm
5. Jahe 1 cm
6. Serai 5 batang
7. Bawang merah 5 siung
6. Bawang putih 2 siung
7. Daun salam secukupnya
8. Lada secukupnya
9. Cabe merah/rawit secukupnya
10.Darah ayam yang di sisihkan (jika tidak bisaa menggunakan darah, cukup dengan santan yang dicampur dengan perasan sikkam)

Cara Membuat :
A. Untuk Ayam
1. Setelah ayam disembelih, bagian ayam dipotong sesuai dengan susunan bagian tubuh ayam
2. Ambil daging pada bagian dada ayam (untuk di cincang halus jadi Hinasumba),sisihkan
3. Haluskan semua bumbu-bumbu (lengkuas,jahe,bawang merah,bawang putih,lada)kecuali serai cukup memarkan saja.
4. Tumis bumbu yang telah di haluskan ,batang serai dan daun salam di dalam kuali kemudian masukkan potongan daging ayam besrta bagian dalamnya yang telah di bersihkan.
5. Tunggu kurang lebih 10 menit(setengah matang),kemudian masukkan kelapa parut yang sudah di sangrai terlebih dahulu.Biarkan selama  30 menit sampai ayamnya matang,lalu angkat.

Dayok nabinatur juga dipadukan dengan makahan khas simalungun yang lain yaitu Hinasumba, yaitu Makanan yang terbuat dari Olahan daging ayam yang dicincang dan diramu dengan bumbu/rempah.

Kamis, 03 Desember 2015

Selain 3 partuanan yang tersebut kemudian muncul beberapa partuanan lainnya yaitu antara lain:
  1. Harajaan / Partoeanon / Partongah / Parbapaan Sipolha ( Damanik Sipolha / Tuan Kaha Harajaan Siantar).
    • Pusat Pemerintahan Partoeanon / Partongah / Parbapaan Sipolha berada di Pamatang Sipolha.
    • Semua Keturunan Radja Namartuah Damanik "Datu Parmata Manunggal" dan Radja Mangambei Siposoon / Radja Naposo Damanik antara lain :
      1. Si Tahan Batoe Toean Van Si Polha / Toean Laen / Nai Tukkup pada alinea ke 25 Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 , salah satu keturunannya adalah Tuan Jahutar Damanik dan Tuan Humala Sahkuda Damanik ( Toean Hutabolon Sipolha ) orang tua dari: Tuan Djapurba Damanik, Tuan Djabagus Damanik, Tuan Djabanten Damanik, mantan Bupati Kabupaten Simalungun, Tuan Djahormat Damanik, Mora br.Damanik, Mayun br. Damanik.
      2. Si Ria Kadi Toean Van Manik Si Polha / Toean Markadim / Nai Simin pada alinea ke 26 Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 , keturunannya sebagai berikut :
        • Tuan Kalabosar Damanik ( Toean Dolok Maraja Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Ir. Syamsirun Damanik ( mantan salah satu Direktur Kem. Pertanian RI ) , Drs Pangsa Damanik dan Irjen Pol Drs Wagner Maruli Damanik.
        • Tuan Paraloangin Damanik ( Toean Jambur Na Bolag Sipolha ) dengan laweinya Radja Israel Sinaga Prapat dari Parapat keturunannya adalah Tuan Labuhan Asmin Damanik ( Tuan Jambur Na Bolag berikutnya ), Tuan Djawadin Damanik, Tuan Ardin Damanik, keturunannya adalah Prof.DR SC Reynold Kamrol Damanik ( USU ) , Prof DR David Tumpal Damanik ( USA ) , Cand.DR.Ec Daulat Damanik MA. ( Jerman ), Agustinus Paian Damanik, Kombes Pol (Purn) Drs. Arthur Marulam Damanik ,Hotman Mangara Damanik SH, Rajista Damanik (Sipolha), Ralpanta Pandapotan Damanik , salah seorang borunya Maria Grace Hasiholan Damanik , BSc, AAIK, SE, As dan suaminya Kornelius Simanjuntak, SH, MH, AAIK, QIP, CPIE ( Ketua Dewan Asuransi Indonesia (DAI) dan salah seorang pemilik Asuransi Himalaya Pelindung dll.
        • Tuan Parangsangbosi Damanik ( Toean Paribuan Sipolha ) salah satu keturunannya adalah Brigjen Pol (Purn) Muller Damanik , SH ( Mantan Rektor USI P.Siantar).
        • Tuan Ankir Damanik.
        • Tuan Medan Damanik.
        • Tuan Barus Damanik.
        • Tuan Mangapil Damanik.
      3. Toean Gurasa Dolok Sumurung / Bandar Sipolha , salah satu keturunannya Mayjen TNI (Purn) Pieter Damanik ( Mantan Dubes RI di Philipina ) , Ir Djagunung Damanik , Revol Damanik.
      4. Toean Intan Pulo Bosar Sipolha.
  2. Harajaan / Partoeanon / Partongah / Parbapaan Bandar ( Damanik Bandar / Tungkat Harajaan Siantar).
    • Pusat Pemerintahan Partoeanon / Partongah / Parbapaan Bandar berada di Pamatang Bandar, Keturunan Radja Namartuah Damanik "Datu Parmata Manunggal".
    • Partuanon antara lain di dalam Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907:
      1. Si Saoeadim , Toean Van Bandar
      2. Si Badjandin , Toean Van Bandar Poelau (salah 1 keturunannya adalah Drs. Tuan Zulkarnain Damanik, MM, Bupati Simalungun periode 2005-2010)
      3. Si Kani , Toean Van Bandar Bajoe
      4. Si Djamin , pemangkoe Van Toean Negeri Bandar
      5. Si Mia , Toean Van Si Malangoe
      6. Si Kama , Roumah Suah
      7. Si Bisara , Nagodang
      8. Si Djommaihat , Toean Kahaha
      9. Si Djarainta , Toean Boentoe
      10. Si Djandioeroeng , Toean Dolok Siantar
      11. Si Silim , Toean Van Bandar Sakoeda
      12. Si Djontahali , Toean Van Mariah Bandar
      13. Si Rimmahala , Toean Van Naga Bandar
      14. Si Kadim , Toean Van Bandar Tonga
  3. Harajaan / Partoeanon / Partongah / Parbapaan Sidamanik ( Damanik Sidamanik / Tungkat Harajaan Siantar).
    • Pusat Pemerintahan Partoeanon / Partongah / Parbapaan Sidamanik berada di Pamatang Sidamanik.
    • Pemerintahan dahulu di pimpin oleh Tuan Riah Hata (Tuan Radja Sidamanik, Keturunan Radja Namartuah Damanik "Datu Parmata Manunggal" ).
    • Partuanon antara lain di dalam Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 :
      1. Si Mahata , Toean anggi Van Sidapmanik
      2. Si Bandar , Toean Manik Hataran
      3. Si Takkang , Toean Van Tamboen Rea
      4. Si Rian , Toean Van Manik Maradja
      5. Si Marihat , Toean Van Perbalogan
  4. Harajaan / Partoeanon / Partongah / Parbapaan Siantar ( Damanik Siantar ).
    • Pusat Pemerintahan Partoeanon / Partongah / Parbapaan Siantar berada di Pamatang Siantar.
    • Pemerintahan dahulu di pimpin oleh Radja Siantar Sang Naualuh Damanik (Radja Siantar, Keturunan Radja Namartuah Damanik "Datu Parmata Manunggal" ).
    • Partuanon antara lain di dalam Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 :
      1. Si Tongma , Bah Bolak Van Pematang Siantar
      2. Si Naman , Toean Van Lingga
      3. Si Djaha , Toean Van Bangoen
      4. Si Djibang , Toean Van Dolok Malela
      5. Si Djandiain , Toean Van Silo Bajoe
      6. Si Lampot , Toean Van Djorlang Hoeloean
  5. Partuanon / Parbapaan berdiri sendiri di dalam Korte Verklaring Kerajaan Siantar 16 Oktober 1907 :
    • Pemerintahan dahulu langsung di pimpin oleh Radja Siantar Sang Naualuh Damanik (Radja Siantar.
      1. Si Djanji-arim , Toean Van Maligas Bandar
      2. Si Djadi , Toean Van Sakuda
      3. Si Radjawan , Toean Van Gunung Maligas
      4. Si Djaoelak , Toean Van Tamboen
      5. Si Ganjang , Toean Van Repa
      6. Si Djoinghata , Toean Van Pagar Batoe
      7. Si Djaingot , Toean Van Si Lampoeyang
      8. Si Djaoeroeng , Toean Van Gadjing
      9. Si Pinggan , Toean Van Hoeta Bajoe
      10. Si Djoegmahita , Toean Van Manggoetoer
  6. Parbalogan
    • Tuan Parbalogan Op.Dja Saip Saragih Napitu (bernama Marihat), yang wilayahnya dari parmahanan hingga ke tigaras.
    • Pusat Pemerintahan Toean Parbalogan berada di Huta Bolon, Parbalogan.
    • Keturunan Toean Parbalogan:
      1. Tuan Appun Napitu dikenal sebagai Amarjabombong Napitu, orang tua dari Dja Saib (Saip) Napitu, merantua dan tinggal di Sidamanik. Keturunann hingga sekarang bertempat tinggal disana. Salah satu anaknya adalah Marat Napitu, seorang Pengusaha asal Sidamanik. Tempat tinggalnya berada persis di depan kantor polsek sarimantondang sidamanik.
      2. Tuan Bitik Napitu, tetap tinggal di Huta Bolon dan menjadi penerus Toean Parbalogan. Salah satu keturunannya adalah Dja Bantan Napitu, pensiunan Direktur Utama PDAM Tirta Lihou Simalungun
      3. Tuan Potir keturunannya berada di jakarta antara lain Dja Siman Saragih Napitu
      4. Tuan Nasir, tinggal di Huta Bolon hingga akhir hayatnya.
  7. Sipintu Angin (tuan op.S.Saragih Turnip)
    • Merupakan orang tua dari Saragih Ras yang hingga kini tugunya (tugu Hoda Bottar) masih terlihat di perbatasan Panatapan Ds. Tigaras.
Partuanan-partuanan ini tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Belanda saat itu, di daerah dilakukan perlawanan perlawanan kecil secara bergerilya.

Marga di Simalungun



Masyarakat Simalungun adalah patrilineal. Marga diturunkan kepada generasi berikutnya melalui pihak laki-laki. Orang yang memiliki marga yang sama adalah berarti sebagai saudara seketurunan sehingga dipantangkan (tidak diperbolehkan) untuk saling menikah.
Marga-marga pada suku Simalungun terdiri atas 4 marga asli, yaitu:

    Damanik
    Purba
    Saragih
    Sinaga

Keempat marga di atas berasal dari marga para Raja-Raja di Simalungun. Selain itu ada juga marga-marga yang berasal dari luar Simalungun yang sejak dahulu ikut menetap di wilayah adat Simalungun, kemudian menjadi sub-bagian dari 4 marga di atas.
Bagi pihak perempuan, marga disebut sesudah kata boru (biasa disingkat br.). Apabila perempuan Simalungun (mis: Maria boru Saragih), menikah dengan laki-laki bermarga Purba, maka ia akan dipanggil sebagai Maria Purba boru Saragih.

Masyarakat suku Simalungun juga memiliki aksara, seperti halnya etnik-etnik batak yang sebagian besar memiliki aksara. Aksara yang digunakan suku Simalungun disebut aksara Surat Sisapuluhsiah.

Dalam bertahan hidup, pada umumnya orang Simalungun hidup berkebun dengan berbagai macam tanaman dan pada tanaman padi ladang atau sawah. Padi sebagai makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi.