Kamis, 03 Desember 2015

Marga di Simalungun



Masyarakat Simalungun adalah patrilineal. Marga diturunkan kepada generasi berikutnya melalui pihak laki-laki. Orang yang memiliki marga yang sama adalah berarti sebagai saudara seketurunan sehingga dipantangkan (tidak diperbolehkan) untuk saling menikah.
Marga-marga pada suku Simalungun terdiri atas 4 marga asli, yaitu:

    Damanik
    Purba
    Saragih
    Sinaga

Keempat marga di atas berasal dari marga para Raja-Raja di Simalungun. Selain itu ada juga marga-marga yang berasal dari luar Simalungun yang sejak dahulu ikut menetap di wilayah adat Simalungun, kemudian menjadi sub-bagian dari 4 marga di atas.
Bagi pihak perempuan, marga disebut sesudah kata boru (biasa disingkat br.). Apabila perempuan Simalungun (mis: Maria boru Saragih), menikah dengan laki-laki bermarga Purba, maka ia akan dipanggil sebagai Maria Purba boru Saragih.

Masyarakat suku Simalungun juga memiliki aksara, seperti halnya etnik-etnik batak yang sebagian besar memiliki aksara. Aksara yang digunakan suku Simalungun disebut aksara Surat Sisapuluhsiah.

Dalam bertahan hidup, pada umumnya orang Simalungun hidup berkebun dengan berbagai macam tanaman dan pada tanaman padi ladang atau sawah. Padi sebagai makanan pokok sehari-hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar